idhealt.com – Dividend yield adalah salah satu istilah penting bagi investor atau pemegang saham, tak sekedar dividend dan dividend payout ratio. Dividend yield adalah taraf laba yang diberikan perusahaan.
Untuk paham apa itu dividend yield, simak penjelasannya berikut ini yang dirangkum berasal dari Investopedia.
Kamu Bingung Cari Product Kredit Tanpa Jaminan Paling baik?
Bandingkan Product KTA Paling baik!
Pengertian Dividend Yield
Dividend yield adalah taraf pengembalian didalam bentuk dividen tunai kepada pemegang saham. Biasanya dividend yield dinyatakan di dalam kandungan.
Dividend yield tunjukkan berapa banyak perusahaan sudah membayar dividen selama setahun pada harga sahamnya.
Ini mengakibatkan pemegang saham lebih mudah memirsa berapa banyak pengembalian per rupiah yang diinvestasikan dan diterima lewat dividen.
Biasanya perusahaan baru yang tengah bertumbuh, membayar dividend yield lebih rendah dibanding perusahaan yang udah matang di sektor yang mirip.
Perusahaan lama yang telah mature dan tidak lagi tumbuh cepat, umumnya membayar dividend yield lebih tinggi.
Perusahaan di industri utilitas (Yang dikonsumsi rakyat) dan keperluan pokok konsumen, adalah contoh perusahaan yang memberikan dividend yield besar.
Contoh dividend yield rendah adalah perusahaan atau saham teknologi. Tetapi demikian, dividend yield saham yang tinggi tidak selalu tunjukkan peluang investasi menarik di perusahaan itu.
Karena, dividend yield bisa naik ketika harga saham turun, Dan sebaliknya, saat harga saham naik, dividend yield turun.
Read Also : Russian Antivirus Company Kaspersky Blacklisted US
Rumus Dividend Yield
Rumus dividend yield adalah dividen per saham dibagi harga per saham. Dividend yield dapat dihitung berasal dari laporan keuangan th paling akhir. Atau menghitung dengan memberi tambahan dividen empat kuartal paling akhir.
Banyak investor yang juga mengambil angka dividen kuartalan paling akhir, lalu dikalikan empat (Dikarenakan dividen dibayarkan tiap tiap tiga bulan).
Jika menghitung berasal dari laporan keuangan th yang udah lama, semakin tidak relevan data itu bagi investor.
Contoh Dividend Yield dan Cara Hitung Dividend Yield
Perusahaan VWXY membayar Rp 300 dalam bentuk dividen per saham. Sedangkan harga saham Rp 5.000 per lembar.
Dividend yield = Rp 300 : Rp 5.000 = 0,06
= 0,06 x 100 = 6%.
Contoh dividend yield dan cara hitung dividend yield lainnya
Didalam laporan keuangan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (Icbp) paling akhir kuartal III menyebut, perseroan membagikan dividen kas sebesar Rp 215 per saham pada tahun 2021.
Kala harga saham ICBP Rp 7.500 per lembar pada perdagangan Rabu, (23/3/2022).
Dividend yield ICBP = Rp 215 : Rp 7.500 = Rp 0,0286
= 0,0286 x 100 = 2,86%.
Kelebihan Dividend Yield
Keunggulan dividend yield bagi perusahaan adalah investor atau pemegang saham akan menginvestasikan lagi dividen yang mereka menerima berasal dari perusahaan untuk membeli saham perusahaan itu.
Dengan asa, mereka akan beroleh lebih banyak dividen di masa depan bila perusahaan konsisten bertumbuh dan berkembang.
Contohnya investor membeli saham A senilai Rp 10 juta dengan dividend yield 4% pada harga saham Rp 1.000. Investor mempunyai 10 ribu saham yang semuanya membayar dividen Rp200 per saham.
= 10.000 saham x Rp 200 = Rp 2.000.000
Investor menggunakan dividen Rp 2 juta ini untuk membeli 2.000 saham A lagi. Harga sesuai jadi Rp 900. Investasi lagi akan membeli 2.222 saham.
Tahun depan, investor akan punya 12.222 saham (10.000 + 2.222 saham) senilai Rp 12.222.000 (12.222 x Rp 1.000).
Jika nantinya perusahaan membayar dividen lagi sebesar Rp 210 per saham misalnya, signifikan anda akan terima dividen yang lebih besar daripada tahun sebelumnya.
= 12.222 saham x Rp 210 = Rp 2.566.620.
Kekurangan Dividend Yield
Dividend yield yang tinggi memang menarik, tapi bisa saja itu mengorbankan potensi perkembangan perusahaan.
Tiap tiap rupiah yang dibayar perusahaan didalam bentuk dividen kepada pemegang saham mirip saja dengan satu rupiah yang tidak diinvestasikan ulang perusahaan untuk tumbuh dan menghasilkan lebih banyak laba modal.
Sebetulnya tanpa bagi-bagi dividen, investor atau pemegang saham punyai potensi beroleh pengembalian yang lebih tinggi jika harga saham perusahaan meningkat.
Dengan kata lain, perusahaan menghindar keuntungan, tidak bagi dividen, tapi dialihkan untuk perkembangan perusahaan.
Oleh karena itu, sebaiknya investor tidak lihat saham berdasarkan dividend yield saja. Data dividen bisa udah lama atau kabar yang salah. Karena, banyak perusahaan memeiliki dividend yield tinggi gara-gara harga sahamnya ambruk.
Dividend Yield yang Bagus Berapa Idealnya?
Sebuah perusahaan dikatakan punyai dividend yield tinggi jika di atas 5%. Biasanya investor bahagia terkecuali ada yang menawarkan dividend yield tinggi.
Namun, dividend yield bukan agunan perusahaan itu bagus dikarenakan dipengaruhi naik turunnya harga saham.
Investor harus tetap fokus menganalisis rekam jejak perusahaan di dalam menjaga atau tingkatkan dividen mereka.
Tidak cuman itu, analisis energi fundamentalnya, seperti neraca keuangan yang jadi dasar pembayaran dividen yang baik di masa depan.
Investor juga dapat merujuk indikator lain, seperti dividend payout ratio. Dividend payout ratio adalah rasio pembayaran dividen yang membuktikan berapa banyak keuntungan higienis perusahaan yang dibayarkan sebagai dividen.
Banyak yang yakin, dividend payout ratio adalah indikator yang lebih baik berasal dari kemampuan perusahaan untuk membagikan dividen secara terus di masa depan. dividend payout ratio sangat berkenaan dengan arus kas perusahaan.
Daftar Saham dengan Dividend Yield Tertinggi
Ingin investasi saham dan dapat dividen jumbo? Intip daftar saham dengan dividend yield tertinggi yang ada di Indeks Saham IDX High Dividend 20.
IDX High Dividend 20 adalah indeks yang mengukur kinerja harga berasal dari 20 saham yang membagikan dividen tunai selama tiga tahun paling akhir dan miliki dividend yield yang tinggi.
Daftar saham dengan dividend yield tertinggi penghuni IDX High Dividend 20:
No | Kode Emiten | Nama Emiten |
1 | ADMF | PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk |
2 | ADRO | PT Adaro Energy Tbk |
3 | ANTM | PT Aneka Tambang Tbk |
4 | ASII | PT Astra International Tbk |
5 | BBCA | PT Bank Central Asia Tbk |
6 | BBNI | PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk |
7 | BBRI | PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk |
8 | BMRI | PT Bank Mandiri (Persero) Tbk |
9 | CPIN | PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk |
10 | HEXA | PT Hexindo Adiperkasa Tbk |
11 | HMSP | PT H.M Sampoerna Tbk |
12 | INDF | PT Indofood Sukses Makmur Tbk |
13 | ITMG | PT Indo Tambangraya Megah Tbk |
14 | KLBF | PT Kalbe Farma Tbk |
15 | MPMX | PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk |
16 | PTBA | PT Bukit Asam Tbk |
17 | TLKM | PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk |
18 | TOWR | PT Sarana Menara Nusantara Tbk |
19 | UNTR | PT United Tractors Tbk |
20 | UNVR | PT Unilever Indonesia Tbk |
*Data BEI periode efektif konstituen: 4 Februari 2022-2 Februari 2023
Pilih Saham yang Bagus agar Cuan
Seperti yang telah disampaikan di atas, menonton saham yang bagus bukan cuman berasal dari dividend yield, tapi juga analisis mendasar, seperti laporan keuangannya.
Tidak seluruh perusahaan tercatat di BEI membagikan dividen. Cari saham yang miliki dividend yield yang mirip atau naik dibanding dividend yield tahun sebelumnya.
Hal ini menandakan bahwa perusahaan miliki kenaikan keuntungan higienis atau kenaikan persentasi dividen yang dibagikan kepada pemegang saham berasal dari keuntungan higienis yang diperoleh.
Nantikan kabar-berita lainnya yang akan kita sajikan dengan informasi yang terupdate juga terpercaya menurut berasal dari sumbernya.